Airbus Sukses Luncurkan Satelit Mata-mata Perancis dengan High Resolution Geo Information
VELOX.CO.ID - Kabar yang satu ini memang tak ada kaitannya dengan Indonesia, namun,
sedikit banyak produk satelit dari Airbus Defence and Space (ADS) akan
mengingatkan kita, bahwa pada tahun 2016 silam, Indonesia pernah
mengikat kontrak pengadaan satelit komunikasi militer dengan ADS, dimana
pada tahun 2019 dijadwalkan satu dari tiga satelit sudah dapat
mengorbit. Dan, tanpa bermaksud membuka ‘luka’ lama, belum lama ini ADS
diwartakan sukses meluncurkan satelit militer ke orbit.
Berbeda dengan satelit yang dahulu pernah dikontrak Kementerian
Pertahanan, satelit yang diluncurkan pada 29 Desember 2020 di Kourou
European Spaceport, Guyana Perancis, adalah satelit dengan tupoksi untuk
misi surveillance, reconnaissance dan observation. Lantaran yang
diemban adalah misi yang terkait pengumpulan data dan informasin
intelijen, maka satelit CSO-2 (Composante Spatiale Optique) dilengkapi dengan beragam sensor pengintaian canggih.
Dikutip dari siaran pers Airbus yang diterima Indomiliter.com (30/12/2020),
disebutkan satelit CSO-2 diluncurkan menggunakan roket Soyuz. Secara
keseluruhan, Perancis akan mengorbitkna tiga unit satelit CSO, dimana
CSO-1 sudah diluncurkan pada 19 Desember 2018, dan CSO-3 dijadwalkan
akan diluncurkan pada tahun 2022. Konstelasi ketiga satelit nantinya
akan memasok high resolution geo information intelligence kepada angkatan bersenjata Perancis.
Tidak sebatas untuk kepentingan Perancis, satelit CSO juga tergabung dalam program kerjasama MUSIS (Multinational Space-based Imaging System for surveillance, reconnaissance and observation), dimana Jerman juga dapat memanfaatkan akses dan kemampuan satelit pengintai ini.
Berbeda dengan satelit CSO-1 yang mengorbit di ketinggian 800 km,
satelit CSO-2 ditempatkan pada ketinggian 480 km di atas permukaan bumi.
Sebagai kontraktor program satelit CSO, ADS berperan sebagai penyedia
platform, avionik, dan ADS juga bertanggung jawab atas pekerjaan
integrasi, pengujian dan pengiriman satelit. Kemudian Thales Alenia
Space berperan menyediakan instrumen optik beresolusi tinggi. Sistem CSO
disebut dapat menghasilkan rata-rata setidaknya 280 gambar dalam
sehari.
Airbus meraih kontrak CSO pada akhir 2010 oleh CNES, Badan Antariksa
Perancis yang bertindak atas nama Direktorat Jenderal Persenjataan
(DGA). Kontrak tersebut mencakup opsi untuk satelit ketiga, yang
diaktifkan setelah Jerman bergabung dengan program tersebut pada tahun
2015. Dari spesifikasi, CSO-2 punya berat 3,6 ton dengan durasi
operasional selama 10 tahun. (Bayu Pamungkas)
0 Comments